Kamis, 10 Juni 2010

Semangat yang Menular...

Sabtu pagi, kira-kira pertengahan Bulan Mei 2010. Saat sedang berada di kamar, aku mendapati ponsel ku menyala, yaps... ada sms dari kawan lama ku, sebut saja si N. "Bro, hari ini mau ke pameran buku ga? sekalian kita ketemuan" tulisnya. Selang beberapa menit ku jawab, "Ok kayaknya bisa bro, ntar habis urusan selesai aku pergi kesana". Singkat kata, aku pun berangkat dengan sepeda motorku yang diberi nama Elang Jaya, biasa disingkat Eja (mungkin anda bergumam, yang benar saja emangnya ga ada nama yang lain apa?? hahahaha). Jawaban saya sebagai penulis adalah suka-suka saya sebagai penulisnya dong, hehehe

Setelah melalui beberapa perjalanan dan sedikit urusan akhirnya saya istirahat sejenak dengan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di Masjid Al Ukhuwah di Jalan Wastu Kencana, Bandung. Selesai shalat saya bergegas ke Gedung Landmark yang terletak di Jalan Braga, tentu saja si Eja di bawa, masak saya bawa si Enda gitaris Ungu hahaha.

Sampai disana, saya langsung mengarahkan si Eja ke tempat parkir favorit yang ada di depan Gedung Landmark, murah sih cuman 1000 perak, dibanding yang ada di samping Bank Mandiri atau di bawah gedung Landmark. Tak dinyana, saat menyeberang jalan dari kejauhan saya melihat pasangan yang sangat familiar wajahnya. Mereka sedang makan batagor di emperan gedung Landmark, tempat PKL mangkal menjajakan dagangannya kala pameran berlangsung. Mereka adalah adik kelas saya sewaktu di perguruan tinggi, sebut saja Ace dan Mia, yang baru beberapa bulan melangsungkan pernikahan, saat itu terlihat istrinya si Ace sedang hamil...Kami pun bercengkrama haha hihi, sejurus kemudian datanglah teman saya si N yang jadi objek inspirasi kali ini.

Setelah si N datang, saya pamit kepada Ace dan Mia untuk segera masuk ke lokasi pameran. Seperti biasa, setiap ketemu si N , tidak sekedar ketemuan, kangen-kangenan, apalagi perosot-perosotan (emangnya anak TK, hehehe) lebih dari sekadar itu.. saya selalu berbagi cerita, ilmu pengetahuan, dan diskusi yang bermanfaat dengannya. Seringkali saat itu saya selalu canggung dan grogi berada didekatnya , bukan karena dia cewek lho, ga boleh loh janjian ama cewek yang bukan muhrim apalagi ngobrol akrab berjam-jam, dan bukan juga dia itu cowok, nah loh...emangnya saya maho apa?? wah itu lebih berbahaya lagi, hahaha...jangan sampai deh dilaknat oleh Allah kayak kaum Nabi Luth. Namun lebih tepat saya canggung dan grogi dengan dia, karena saya merasakan kekuatan iman dan ketakwaan dia sangat luar biasa. Ya buat saya, dia itu merupakan kawan yang sangat baik, dan sangat bisa 'mengingatkan' diri saya dengan hanya ngobrol bersamanya.

Saat saya memulai pembicaraan dengan bangganya "Sekarang ini, aku lagi seneng baca buku loh, ga kayak dulu deh, aku sering ke gramedia merdeka untuk baca buku, enak kalo udah disana betah banget ampe berjam2 abis koleksinya lengkap, terus tempat duduknya juga banyak jadi ga capek deh, tapi tentu aja kalo datang waktu shalat aku segera pergi ke masjid terdekat, hehe.. disamping itu aku juga lebih banyak maen ke tempat2 yang belum aku kunjungi, n tak lupa menkmati kuliner2 khas di penjuru Bandung hehe... kamu gimana? lagi seneng pergi ke mana aja sekarang?"
Ia tersenyum mendengarnya, kemudian menimpali "saya mah ga pernah pergi kemana2, saya mah kalo pergi cuma ke masjid" seketika itu saya merasa seperti 'ditonjok', 'Luar biasa', pikirku dalam hati.. jawaban polos namun sangat sarat makna ini kembali menyadarkanku bahwa inilah kelebihan dari si N ini...
Yang dikatakannya adalah simpel, lugas, dan singkat... namun memiliki makna yang sangat dalam..., yaitu sebagai pria apalagi pemuda, adalah mulia apabila hatinya selalu bergantung pada Masjid, karena termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah swt ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya:
Dari Abu Hurairah r.a., “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya;
(1) Pemimpin yang adil,
(2) Pemuda yang rajin beribadah kepada Allah,
(3) Laki-laki yang hatinya bergantung pada masjid-masjid
,
(4) Dua orang lelaki yang saling mencintai semata-mata karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah semata-mata karena Allah,
(5) Laki-laki yang digoda oleh wanita bangsawan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesunguhnya aku takut kepada Allah.’
(6) Laki-laki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya,
(7) Laki-laki yang mengingat Allah bersunyi diri hingga berlinangan air mata.” (H.R. Bukhari, Muslim).

Mudah2an si N ini merupakan salah satunya... amin ya rabbal alamin :)

Sedikit cerita mengenai si N, dia adalah kawan satu almamater dengan saya, di Universitas Padjadjaran namun dia lebih muda dari saya, angkatan 2005, kini dia telah lulus, nyambi honorer sebagai Pustakawan di sebuah SMP di Bandung dan sedang menunggu seleksi CPNS daerah Bandung. Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari dia perihal sifat dan karakternya... Pada awal perkenalan kami, ia hanya seorang adik kelas yang pendiam, pemalu, bahkan jauh dari kebiasaan sekarang. Namun tahun berganti tahun dia buat saya memiliki poin plus tersendiri, yaps... saya kira dia adalah seorang pembelajar sejati dalam urusan agama yang dia anut, mungkin terlalu berlebihan, namun demikianlah adanya, saya hanya ingin membaginya kepada anda apa adanya, dia menjadi lebih shaleh. Saat anak muda lain larut dalam euforia kekinian, hedonisme, dan segala tetek bengek-nya dia membatasinya dengan Islam. Ya, dia terus mengasah dirinya dengan majelis taklim, bergaul dengan orang-orang shaleh disekitarnya, membaca buku-buku Islam, selalu terikat dengan masjid. Hingga akhirnya waktu jua lah yang menjawab dengan membuktikan bahwa apa yang ia tabur membuahkan hasil. Kini, dia sudah menjadi pria yang sungguh luar biasa bagi saya, yang terkadang menginspirasi saya berkaitan semangat mempelajari dan mendalami Islam, terlebih dengan kebiasaannya untuk tidak meninggalkan shalat berjamaah di masjid. Subhanallah, saya sangat bersyukur memiliki teman seperti dia, Terima kasih Ya Allah atas pemberian gratis yang cuma-cuma ini, mudah-mudah memberikan manfaat yang tidak sedikit kepadaku :)
Oia, satu kata-kata dia yang sempat terlontar dalam obrolan kami yang saya kira sangat keren adalah 'Bagi saya Islam itu adalah kehidupan'

Hmmm, subhanallah.. semoga Allah merahmati si N, menerima amalan ibadahnya dan mengampuni segala dosanya.

Semoga pembaca sekalian terinspirasi dan dapat mengambil hikmah dari cerita ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar