Senin, 27 September 2010

Belajar Goblok dari Bob Sadino




Batam. Siapa yang tak mengenal Bob Sadino? Ia enterpreneur sejati. Gayanya nyentrik, pola pikirnya unik dan cenderung terbalik. Keluar dari pakem teori dan buku teks ekonomi. Tapi, bisnisnya sukses. Pengusaha kawakan dengan ciri khasnya celana pendek dan kemeja itu, datang ke Batam berbagi pengalaman dan belajar goblok dengan pengusaha muda Batam. Apa maksudnya?
PEBISNIS yang biasa baca buku marketing, manajemen, dan makan sekolahan, dibikin bingung Bob Sadino, pengusaha yang terkenal dengan Kem Chicks-nya ini. ’’Hidup saya tanpa rencana dan tanpa target. Buku-buku di sekolah sudah meracuni pikiran Anda. Padahal, informasi itu sudah basi dan jadi sampah. Sekolah menghasilkan orang untuk bekerja, tapi bukan memberi peluang kerja bagi orang lain,” katanya. Nah, bingung kan?


Lelaki yang sudah berbisnis selama 36 tahun dan biasa disapa Om Bob ini bercerita, ia berani keluar dari kemapanan bekerja di Jakarta Lyod, jadi pengangguran, jadi kuli bangunan dan supir taksi. Ia lalu berkirim surat ke teman-temannya di Belanda, agar dikirimi ayam petelur. Saat itu, orang tidak biasa mengkonsumsi telur. Jadilah ia peternak ayam broiler dan menjual telur ayam. ’’Sayalah orang pertama yang mengenalkan telur kepada bangsa ini,” katanya.


Namun, jalan hidup Bob tidak semudah membalik telapak tangan. Ia menjual telur ke tetangga. Telurnya tidak laku karena warga Kemang tak biasa makan telur yang besar-besar itu, tapi telur ayam kampung. Beruntung, beberapa bule menyukainya.

Permintaan pun bertambah. Tidak hanya telur, merica, garam dan belakangan berkembang ke bisnis daging olahan seperti sosis.


Bob Sadino yang pertama kali mengenalkan menanam sayuran tanpa tanah alias hidroponik. Padahal, saat itu tidak pasarnya. Tapi, kegigihan seorang Bob Sadino, ia menciptakan pasarnya. Beberapa tahun kemudian, ia malah mengekspor terung ke Jepang. Bob mengaku, ia tidak pernah berencana mau jadi apa. ’’Rencananya hanya buat orang pinter, saya bersyukur saya goblok. Kalau saya pintar, saya akan seperti Anda,” katanya, disambut tawa peserta seminar di Hotel Godway, Rabu (16/5) malam.


Kalau pengusaha atau orang dagang cari untung, Bob Sadino mengaku mencari rugi. Lantaran goblok, ia tidak tidak hitung-hitungan dan membebani dirinya macam-macam. ’’Biasanya orang dagang cari untung dan rugi peluangnya sama saja. Jadi, kalau cari rugi, terus kalau untung waduh, bahagia banget,” ujarnya.


’’Silakan cari kegagalan, cari kendala Anda. Saya mengalami segunung kegagalan, kendala dan keringat dingin dan air mata darah. Tapi, saya belajar dari kegagalan dan mencari jalan keluarnya. Kegagalan adalah anugrah. Lalu, apa di balik kegagalan. Sukses adalah titik kecil di atas segunung kegagalan,” papar Bob yang membuat peserta seminar terpana.


Bob Sadino bahagia dengan apa yang dilakukannya. Ia berani mengambil risiko dan menciptakan pasar. ’’Saya mengambil risiko sebesar-besarnya, sebab orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil. Kalau orang memperkecil risiko, ia jadi bebas dong. Risiko bisa jadi apa saja. Kewajiban saya mengubah risiko jadi duit,” ujar Bob Sadino, dengan santainya.


Meski awalnya sulit dipahami, peserta seminar yang bingung dan tidak terima dikatai goblok, lama-lama bisa mencerna jalan pikiran nyeleneh Bob Sadino. Sebagai pengusaha sukses, ia sudah sampai pada tahap financial independent, sehingga ia bebas mau beli apa saja dan mau pergi ke mana saja. ’’Duitnya sih, pas-pasan. Kalau mau beli Jaguar, pas duitnya ada,” katanya, terkekeh.


Karena merasa dirinya goblok, Bob tidak berpikir secara runtun, tapi mengalir begitu saja. Orang goblok juga akan lebih percaya pada orang lain yang lebih pintar dari dirinya. Kalau gagal, orang goblok tidak merasa gagal, tapi sedang belajar jadi lebih pintar. Akhirnya, orang goblok bisa jadi bosnya orang pintar-pintar. Kini, Bob memiliki 1.600 karyawan yang dia sebut anak-anaknya.


Sementara, orang pintar menghitung sesuatu nyelimet dan usahanya nggak jalan-jalan, karena dibebani rencana yang belum tentu berhasil. Orang pintar juga tidak percaya orang lain sehingga semua dikerjakannya sendiri. Ia mencontohkan ketika salah seorang karyawannya menurunkan harga kangkung di supermarketnya dari semula harganya Rp6.000 menjadi Rp400 saja. Eh, ternyata malah tidak laku.


Selidik punya selidik, ternyata langganannya protes, kok harga kangkungnya murah, padahal biasanya mahal. ’’Akhirnya, harga kangkung itu saya naikkan lagi. Pelanggan saya bilang, kangkung yang saya jual rasanya lain. Mungkin karena mahal, sehingga setiap sendok kangkung yang masuk ke mulutnya diam-diam dihitungnya, Rp6.000, jadi dia nikmati. Lha, kalau begini, siapa sebenarnya yang goblok?” papar Bob terbahak-bahak.


Namun, bagi pembeli ada nilai psikologis yang membuat pembeli merasa berbeda jika mengkonsumsi kangkung mahal daripada kangkung murah. Ini bagian dari trik marketing. Ia pun berbagi tips, bahwa untuk menjadi seorang marketing yang baik, maka seseorang harus menjual dirinya sendiri (sale for your self), sebelum menjual produknya. Sebuah filosofi, bahwa bagaimana seseorang menjadi marketing yang baik, kalau ia sendiri tidak dikenal orang.


Di balik kekonyolannya, Bob Sadino memberikan beberapa resep menjadi pengusaha. Antara lain, berpikir bebas dan tanpa beban. Memiliki tekad dan keinginan yang kuat menjadi pengusaha, sebab kemauan adalah ibarat bensin dan motor, keberanian mengambil peluang, tahan banting dan bersyukur bisa berbuat untuk orang lain.


Bagi pengusaha Batam, Bob Sadino berpesan, jangan takut dan jangan terlalu berharap. Sebab, makin tinggi harapan, makin tinggi tingkat kekecewaan. ’’Lepaskan belenggu dalam pikiran Anda sendiri. Ada berjuta peluang di sekeliling Anda,” katanya.


Dalam berbisnis, juga jangan terlalu memikirkan sukses. Kalau terlalu banyak memikirkan sukses, kata Om Bob, bekerja pasti dalam tekanan, tidak rileks sehingga hasil kerja tidak akan bagus. ’’Santai saja, hilangkan semua beban, ingat sandaran itu tadi, kemauan, komitmen, keberanian mengambil peluang, pantang menyerah dan selalu belajar pada yang lebih pintar serta selalu bersyukur,” ujar Om Bob, mengingatkan.


Satu hal yang menarik, orang-orang yang ia gunakan dalam membantu usahanya, bukanlah mereka yang berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, melainkan dari anak jalanan. Berawal dari satu anak jalanan, bertambah dua, tiga hingga saat ini mencapai 1.500 orang anak. Bob juga mengaku bukan orang yang berpendidikan tinggi. Ia hanya tamatan SMA. Ia tak pernah sekolah tinggi. Baginya, di sekolah orang membaca buku, buku sifatnya informasi yang telah terjadi yang tak ubahnya roti busuk alias sampah. Jadi, orang yang sekolah tinggi-tinggi, isinya hanya sampah. Terkecuali sampah itu diolah menjadi pupuk yang subur.


Bob Sadino juga tidak setuju dengan istilah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digembar-gemborkan pemerintah. Apa pasal? ’’Mestinya bukan UKM, tapi UBB atau Usaha Bakal Besar sehingga kita tetap optimis dan berusaha membesarkan bisnis kita,” katanya.


Tak terasa, dua jam berlalu bersama Bob Sadino. Namun, pertanyaan menggelitik soal penampilannya yang senang bercelana pendek, terlontar juga dari peserta seminar. Apa jawaban Bob? ’’Tidak penting celana pendeknya, yang penting, apa di balik celana pendek itu,” ujar Om Bob yang disambut gelak tawa.


Di balik sikap nyentrik dan nyeleneh Bob Sadino, ia berhasil membangun bisnisnya selama puluhan tahun. Dan, ia bisa duduk santai dengan beberapa presiden sambil ngobrol ngalor ngidul. Yang jelas, peserta seminar yang umumnya pelaku bisnis merasa mendapat pengalaman dan pencerahan yang luar biasa.

Sayangnya, nyaris tidak ada pengusaha kelas kakap yang tertarik bincang bisnis Bob Sadino yang disponsori Telkomsel itu. Mungkin khawatir dicap goblok. Jadi, mau pintar atau goblok ala Bob Sadino? Terserah Anda.


Sumber: kaskus.us

Selasa, 21 September 2010

The Prince & The Poor



Title: The Prince & The Poor
Author: Lily Zhai
Publisher: m&c! Publishing
Release Date: September 2010



“Don’t judge the book by it’s cover,”… bener banget! Itu yang dirasakan Kasia pada Galuh. Cowok populer yang dikenal sebagai bad boy sekolah yang misterius itu ternyata cowok bertampang seleb tapi berhati iblis! Gawatnya, Kasia masih harus membayar hutang satu bulan uang sekolah dengan bekerja di toko kue yang ternyata milik keluarga Galuh! Eh, bukannya berkurang, hutang Kasia malah bertambah terus!

Wind Rider: Sky Age




Title: Wind Rider: Sky Age
Author: Is Yuniarto collaboration with John G. Reinhart
Publisher: m&c! Publishing
Release Date: September 2010


From the creator of Garudayana and Knights of Apocalypse

Bersiaplah memasuki abad langit, dan bertualang melintasi peradaban di atas awan. Mengunjungi kota-kota melayang, mengendarai angin, mengarungi suatu dunia dengan daratan penuh misteri, serta langit adalah lautan badai yang penuh bahaya...

Koloni mempersembahkan karya perdana Is Yuniarto, Wind Rider – Sky Age. Edisi cetak ulang ini berisi sejumlah penyempurnaan gambar dan ‘behind-the-book’ eksklusif yang tidak ditemukan pada buku cetakan pertama.

Dapatkan sekarang, sebelum kehabisan!



Sekilas tentang Wind Rider:

Wind Rider adalah komik pertama Is Yuniarto yang diterbitkan Elex Media Komputindo tahun 2005. Menceritakan petualangan seorang “Wind Rider”, pengarung dunia angkasa di dunia masa, saat bumi tak bisa lagi ditinggali dan manusia tinggal di “pulau terapung”.

Penghargaan:
Desain skybike Is Yuniarto dari komik ini memenangkan juara pertama vehicle design award – WACOM Industrial Design Contest 2010 yang diumumkan awal Agustus 2010 ini, jadi masih panaaassss!

Senin, 20 September 2010

Pace: The Guilty



Title: Pace: The Guilty
Author: Rimanti Nurdarina
Publisher: m&c! Publishing
Release Date: September 2010



Ditya Adi Chiptapraja, seorang karyawan perusahaan elektronik dan multimedia terkemuka U Inc., memiliki motivasi bersaing yang sangat tinggi untuk memperoleh kedudukan nomor satu di antara yang lainnya. Ia menjadi lupa diri dan mengabaikan hal-hal penting di sekelilingnya. Segalanya terlihat sempurna hingga suatu hari, salah seorang karyawan satu divisi menjebak dan mempermainkan hidup Ditya dengan tuduhan bahwa Ditya memalsukan seluruh data keuangan U Inc. ...

Seer: The Genchildren




Title: Seer: The Genchildren
Author: C. Suryo Laksono
Publisher: m&c! Publishing
Release Date: September 2010


Tahun 2375. Abi, seorang anak indigo, berkelana mencari adiknya yang terpisah darinya setelah riset para ilmuwan Indonesia melempar mereka ke masa depan. Perjalanannya tidak mudah, karena ternyata sebuah organisasi misterius menghadang usahanya. Belum lagi kutukan genetis akibat lemparan mesin waktu menyebabkan tubuhnya kerap berpindah secara tak terkendali. Pencapaian Abi pun serasa mustahil.

Bagaimanakah nasib Abi yang sendirian menjelajahi dunia yang asing baginya?

Quote:
Kami bukan dari dunia ini.
Kami Cuma tamu dari dunia yang telah tersapu waktu…

Minggu, 19 September 2010

dan Doraemon pun menua



Nobita: Doraemon.. keluarkan pintu kemana saja donk, aku mau ke rumah shizuka. Capek kalo pake baling2 bambu, udah pegel nih, pinggangku..
Doraemon: Pintu kemana saja? apaan tuh?? emangnya Aku punya yang seperti itu.. Coba ya aku ingat2 dulu, emmm!!


Nah loh, Doraemon aja menua hehehe XD

Bagaimana dengan kita, tentu kita pasti akan mengalami masa tua, apa yang telah kita persiapkan untuk masa tua kita???lebih dari itu kematian kita???