Minggu, 28 November 2010

Esensi pendidikan yang sebenarnya


bagian pertama:


hhmmm,, dunia pendidikan memang dunia misteri yang sulit diungkapkan.

kenapa ane bilang dunia misteri?
alasannya:

1. berapa banyak orang berpendidikan tinggi yang sekarang masih menganggur banting tulang nyari kerjaan.

2. orang berbondong-bondong menuju pendidikan yang tinggi hanya
untuk menyerahkan kemampuannya untuk si bos.

3. berapa banyak sarjana pertanian yang berprofesi sebagai pegawai
bank?

4. berapa banyak anak sma jurusan ipa kuliahnya di fakultas ekonomi atau mungkin hukum.


dari fakta diatas, apakah agan bisa dapet apa sih tujuan sekolah?
bingung? makanya dunia pendidikan layaknya dunia misteri, ga jelas.

mungkin keanehan dunia pendidikan kita dimulai karena
paradigma lama, alias petuah leluhur kita yang dulu
dijajah kumpeni.

"nak, belajar yang pinter,,, biar nanti gampang cari kerja."

dari kalimat tadi, ada dua tujuan yang bisa kita tangkap jelas:
1. belajar biar pinter
2. gampang cari kerja

2 hal ini jelas-jelas paradigma yang dibangun kaum penjajah biar kita bisa dimanfaatkan dengan mudah.

kenapa?

1. biar PINTER,
jadi kita dididik biar pinter aja, otak kita penuh dengan pelajaran-pelajaran.
kita ga dididik jadi orang yang cerdas, penuh akal, karena penjajah takut kita justru bisa mengakali mereka.
kita ga dididik jadi orang yang kritis, tanggap, dan demokratis karena penjajah takut kita bisa memberontak seketika.

2. cari kerja,
jadi kita dididik hanya untuk mencari pekerjaan,
bukan untuk menciptakan pekerjaan.
penjajah hanya ingin kita bekerja untuk mereka, bukan untuk kita sendiri.
penjajah takut kita lebih maju dari mereka.

So, kalau yang sampai saat ini masih menggunakan paradigma itu, maaf, ANDA MASIH HIDUP DALAM MASA PENJAJAHAN.



kalau hanya untuk pintar, beli buku aja se Gra*e*ia, 1 minggu khatamin 1 buku. dijamin pinter.
kalau hanya nyari kerja, sampah di jalanan masih banyak tuh, nyapu di jalanan juga pekerjaan yang mulia bukan?

trus sekarang dah terlanjur begini, apa yang bisa kita lakukan??

gampang,

1. introspeksi diri, cari hal apa yang sering bikin agan lupa makan, minum, tidur, bahkan bernafas.

apakah editing video? jadilah editor profesional.
ngerjain soal-soal akuntansi? jadilah dosen or akuntan publik handal.
nggambar-nggambar sotosop or corel? jadi desain grafis aja,,,

jangan takut untuk beralih ke segala hal yang kamu sukai, ketika kamu berjuang untuk sesuatu yang kamu suka, seberat apapun tantangannya
pasti akan kamu hadapi dengan senang hati.

2. fokus, jadikan hobimu sebagai fokus profesimu.
jangan takut kalau kamu nanti ga dapet kerja, kerjaan itu bisa dateng darimana aja. ketika kamu dah profesional di bidangmu,
pekerjaanlah yang akan mencarimu.

kalau hobimu mancing, profesionalah di bidang mancing, lalu tunggulah pengusaha-pengusaha kolam pemancingan yang akan datang berkonsultasi tentang kolam ikannya
atau pengusaha peralatan mancing yang meminta anda menjadi Kepala bidang research and development.

KALAU MASIH SD, SMP gmn?

1. kalau emang tujuannya agan mo cari kerja, ntar klo mo lanjut sekolah, jangan masuk SMA, pilih aja SMK.

2. kalau tujuan agan sekolah mo jadi ilmuwan, baru silahkan masuk SMA.

3. pilih jurusan yang emang agan suka, jangan lagi berpatokan dengan patokan yang konyol bahwa klo jurusan IPA buat yang pinter, IPS buat yang bodo.

bagian kedua:


saatnya kita tahu esensi pendidikan yang kita jalani saat ini,
jangan sampai kita hanya menghambur-hamburkan uang
untuk mengejar embel-embel SBI (Sekolah berstandar Internasional),
atau goodwill suatu universitas (yang penting UI/UGM),
bukan itu esensi pendidikan.

seharusnya dunia pendidikan membuat yang berada di dalamnya
menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
bukan untuk menambah beban hidup orang tua
atau menambah beban negara.

Cara belajar paling efektif adalah: Bekerja sambil belajar.

betapa banyak mahasiswa yang malas kalau suruh belajar?
itu karena ga ada motivasi lain untuk belajar, kecuali untuk lulus ujian.

lihat bedanya, seorang pegawai swasta yang sangat antusias
dalam mengikuti kursus brevet pajak walaupun begitu banyak
aturan pasal-pasal dan tarifnya.
mereka sangat antusias karena mereka merasa BUTUH pelajaran
itu untuk kehidupannya. kehidupan nyata-nya.

di sini kita bisa lihat, dunia pendidikan seperti memiliki dunia sendiri dan tidak peduli dengan dunia nyata yang akan dihadapi oleh
almamaternya. ironis.

tapi kalau bekerja dulu sambil belajar,
mana ada perusahaan yang mau nerima pegawai
yang belum tahu apa-apa, dan baru mau belajar nanti kalau dah kerja?

hanya ada satu perusahaan yang mau nerima orang-orang kaya gitu.
yaitu perusahaanmu sendiri.

so jangan takut untuk memulai untuk membangun perusahaan sendiri.
jangan bayangkan perusahaan harus yang megah, punya kantor,
punya pegawai banyak, modal miliaran,,,,hmph,,

coba liat dulu ke kaskus tercinta ini,
awalnya bukankah kaskus ini didirikan hanya oleh 1 orang?
bang andrew...



mungkin awalnya kaskus hanya memiliki kantor di satu kosan kecil
di amrik sana, sampai akhirnya sekarang punya kantor sendiri
dan jutaan member.

mulailah dari yang kecil, lihat sekelilingmu,
disana banyak sekali peluang menanti.

dari sesuatu yang kamu mulai itu,
bersiaplah untuk menjadi pribadi pembelajar,
yang tak sadar bahwa sebenarnya anda sedang belajar keras
untuk meningkatkan kualitas diri.


nah, jadi harusnya apa donk yang dipelajari di sekolah
biar nyambung dengan dunia nyata?

buang paradigma SEKOLAH TEMPAT MENIMBA ILMU.
Sekolah seharusnya tidak hanya untuk menimba ilmu,
tapi juga membangun sikap dan prilaku siswanya.

mungkin akan lebih bijak jika sekolah SD
tidak perlu memberikan pelajaran susunan pemerintahan,
hukum dan kewarganegaraan.

cukuplah mengenalkan siapa presiden kita yang harus kita hormati,
menyanyikan lagu-lagu nasioanal, memainkan alat-alat musik tradisional.

alangkah bijaksana jika SD hanya mengajarkan
hal-hal yang nyata-nyata dibutuhkan untuk anak-anak seusianya,

mereka butuh bermain, butuh berinteraksi dengan teman-temannya.
mereka tidak membutuhkan les matematika, les bhs inggris,
dan les-les lainnya.

biarkan si anak mengutarakan keinginannya, kesukaannya,
berikan waktu yang cukup untuk mereka melakukan hobinya...



ketika sudah mulai beranjak dewasa,
saatnya dunia pendidikan memberikan arahan
untuk menjadi pribadi yang anggun,

tanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas, kerjasama,
gotong-royong, pantang menyerah,
kreatif, kritis, atraktif....


bagian ketiga:
sediakan ilmu-ilmu yang mereka butuhkan,
yang mereka tanyakan kepada gurunya.
pertanyaan yang mereka dapatkan sendiri dari observasi sederhana
dalam kehidupan mereka di rumah, bersama teman di lingkungannya,
ataupun di lingkungan sekolahnya,,

jadikan sekolah tempat yang menyenangkan untuk berinteraksi, mencari dan menggali ilmu.
bukan menjadikan sekolah sebagai tempat untuk membuang uang, tenaga pikiran, hanya untuk mencari titel bekal mencari pekerjaan.



Artikel ini bersumber dari kaskus...
Special thanks to tom kaskus (www.boxxxergila.net.tc) atas pencerahannya, semoga Allah memberikan balasan dan ganjaran yang berlipat atas tulisannya yang mencerahkan ini, amin :)